Lampu lalu lintas biasanya menjadi elemen penting dalam pengaturan jalan raya, terutama di kota-kota besar, termasuk ibu kota suatu negara. Namun, siapa sangka, ada sebuah negara yang tidak menggunakan lampu lalu lintas sama sekali, bahkan di ibu kotanya.
Negara tersebut adalah Bhutan, dengan ibu kota Thimphu. Dilansir dari worldkings.org, Thimphu menjadi salah satu ibu kota di dunia yang sama sekali tidak memiliki lampu lalu lintas. Tidak hanya itu, fenomena ini berlaku di seluruh wilayah Bhutan.
Table of Contents
Ketidakhadiran Lampu Lalu Lintas di Bhutan
Meski lalu lintas di Thimphu semakin padat dari waktu ke waktu, kehadiran lampu lalu lintas tetap absen. Uniknya, Bhutan sebenarnya pernah mencoba memasang lampu lalu lintas, khususnya di beberapa persimpangan sibuk di Thimphu.
Namun, alih-alih membantu, lampu lalu lintas tersebut justru dianggap merepotkan pengendara. Protes dari masyarakat pun bermunculan, hingga akhirnya pemerintah memutuskan untuk mencabut lampu-lampu tersebut.
Sebagai gantinya, polisi lalu lintas mengambil alih tugas pengaturan kendaraan. Di setiap persimpangan besar, terdapat pos polisi berbentuk bundaran kecil, tempat petugas berdiri dan memberikan isyarat untuk mengatur arus kendaraan. Sistem ini dianggap lebih efektif dan fleksibel oleh masyarakat setempat.
Keunikan Lain Bhutan
Selain fakta bahwa negara ini tidak memiliki lampu lalu lintas, Bhutan juga dikenal dengan keunikan lainnya yang menambah daya tariknya.
1. Gunung Tertinggi yang Belum Pernah Didaki
Bhutan adalah rumah bagi salah satu gunung tertinggi di dunia yang belum pernah ditaklukkan oleh manusia. Gunung tersebut memiliki ketinggian 24.836 kaki (sekitar 7.570 meter). Namun, pendakian di gunung ini dilarang karena masyarakat Bhutan menganggap puncak gunung sebagai tempat suci. Larangan ini menunjukkan betapa Bhutan menjaga keseimbangan antara tradisi dan alam.
2. Negara dengan Hutan yang Dilindungi
Sekitar 70% wilayah Bhutan ditutupi oleh hutan lebat. Tidak hanya itu, undang-undang di negara ini mewajibkan bahwa minimal 60% dari total wilayahnya harus selalu berupa area hijau. Aturan ini menjadikan Bhutan sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia.
Keputusan ini menunjukkan komitmen Bhutan terhadap pelestarian lingkungan. Tak heran jika negara ini dikenal sebagai “karbon-negatif”, artinya Bhutan menyerap lebih banyak karbon daripada yang dihasilkan.
Bhutan adalah contoh nyata bagaimana tradisi, harmoni, dan penghormatan terhadap alam bisa dipertahankan di tengah perkembangan zaman. Dengan segala keunikannya, negara kecil di Asia Selatan ini berhasil mencuri perhatian dunia tanpa harus mengadopsi gaya hidup modern secara berlebihan.