Mengapa Kita Harus Ikhlas

Selamat datang di Katalistiwa, blog untuk berdiskusi seputar pembahasan soal pelajaran dari Perguruan Tinggi, SLTA, SMP dan SD. Kali ini Katalistiwa akan membahas sebuah Soal yang banyak ditanyakan di Ujian Sekolah, Pertanyaannya adalah : Mengapa Kita Harus Ikhlas

 

Mengapa Kita Harus Ikhlas

Mengapa Kita Harus Ikhlas

Jawab :

Supaya kita diridoi allah dan manfaat nya banyak

Penjelasan Detail Mengenai Iklas

Tiga Manfaat Ketulusan

1. Menerima amal yang tulus

tidak ada hubungannya dengan timbal balik dan penerimaan orang lain. Penerimaan di dunia tidak menyentuh hatinya.

 

Ikhlas dapat mendorong diterimanya amal, baik oleh Allah maupun di dunia. Salah satu contohnya, Imam Nawawi, telah menulis banyak buku yang diterima secara luas, termasuk Arbain, meskipun orang lain telah menulisnya sebelumnya. Konon karena ketulusannya yang tinggi.

 

Jika kita melakukan segala sesuatu tanpa keikhlasan, kita mungkin tidak mendapatkan apa-apa di dunia ini, juga tidak mendapatkan apa-apa di akhirat. Benar-benar rugi.

 

Salah satu tanda riya antara lain adalah kita takut terlihat orang lain sedang melakukan sesuatu. Jika kita ikhlas, ada atau tidaknya orang tidak mempengaruhi tindakan kita.

 

Dalam keikhlasan, hati hanya tertuju kepada Allah. Segala sesuatu selain Allah tidak dihitung, tidak “dihitung”. Maka keikhlasan hanya bisa memikat hati untuk merasakan kebesaran Allah.

 

Mata fisik hanya bisa menangkap “paling”. Misalnya, jika Bajaj dan Mercedes Benz disandingkan, mata kita akan memilih yang terkuat dan seringkali paling bertenaga, yaitu dalam hal ini Mercedes Benz.

 

Begitu juga dengan hati. Hati hanya berfokus pada yang “paling”. Jika kita tidak bisa membayangkan Allahu Akbar, di dalam hati kita ada seseorang yang kita anggap hebat selain Allah, maka boleh jadi tindakan kita untuk orang itu. Kita menjadi riya baginya.

Jika seseorang jujur: Setan

tidak akan menyentuh orang itu. Saat ini, sepertinya tidak ada tindakan tanpa motif dunia. Orang baik yang tidak peduli menjadi aneh.

 

Di tempat kerja pun, definisi kerja yang sebenarnya harus jelas. Apa motivasi kita? Jika dikatakan bekerja adalah ibadah, maka harus ikhlas. Apakah kita tulus?

 

Dalam budaya kerja saat ini, di mana orang diharapkan menonjol, menjual diri, memamerkan kemampuan, diakui oleh atasan, bisa berjuang dan mengalah pada riya. Bahkan untuk pekerjaan yang dilakukan atas nama dakwah.

 

Untuk melakukan itu, Anda membutuhkan ketulusan batin yang terus-menerus.

 

Perbuatan yang tidak ikhlas, tidak di hargai oleh Allah SWT, bahkan bisa berujung ke neraka.

 

Misalnya, membaca Al-Qur’an adalah ibadah sunnah. Kalau tidak, kita tidak bersalah. Tapi jika kita melakukannya dengan riya, maka kita bisa berdosa.

 

Dengan demikian, para jamaah yang rajin memasuki bidang ibadah sunnah. Tentunya kita sudah memasuki ranah cinta sejati. Biarlah ibadah kita tidak menjadi bencana.

 

Lalu apakah lebih baik jika kita menghentikan ibadah sunnah?

Tentu saja tidak! Bukan berarti kita menghentikan ibadah sunnah melainkan memaksimalkan ibadah kita.

2. Kebahagiaan sejati

adalah anugerah dari Tuhan. Dan mereka yang ikhlas akan menemukan kedamaian dan ketenangan dalam hidup. Hidup menjadi damai karena bebas dari kepentingan diri sendiri dan riya.

 

Biaya Riya benar-benar mahal. Karena reputasi dan kesan orang lain, kita rela mengeluarkan banyak uang untuk memilih tempat makan yang mewah, memilih pakaian yang mahal.

 

Orang yang tulus memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam hidup. Kondisi di bawah dan di atas masih bisa dijalani dengan tenang.

 

Masalah orang jaman sekarang: mau dipanggil xxx, takut dipanggil xxx. Itu tidak membuat hidup damai.

 

Orang ikhlas hidup damai, hidup sesuai kemampuannya

3. Keikhlasan kepada Allah mendorong kebaikan.

Salah satu alasan orang berhenti berbuat baik adalah ketika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka berutang. Dia berharap mendapat pujian, masukan, apresiasi dari semua orang, tetapi jika dia tidak mendapatkannya, itu mengarah pada kekecewaan, yang akhirnya menyebabkan dia berhenti melakukan pekerjaan yang baik.

 

Jika tujuan kita hanya untuk mengejar Tuhan, maka kita akan terus berbuat baik, dan terus berbuat baik, karena kita tidak membutuhkan respon dari orang lain.

 

 

Inilah Pembahasan yang sudah kami rangkum oleh Tim Katalistiwa.id dari berbagai sumber belajar. Semoga pembahasan ini bermanfaat, jangan lupa jika mempunyai jawaban lain kalian bisa menghubungi admin. Terimakasih