Ikhlas Menjadi Syarat Diterimanya

Selamat datang di Katalistiwa, blog untuk berdiskusi seputar pembahasan soal pelajaran dari Perguruan Tinggi, SLTA, SMP dan SD. Kali ini Katalistiwa akan membahas sebuah Soal yang banyak ditanyakan di Ujian Sekolah, Pertanyaannya adalah : Ikhlas Menjadi Syarat Diterimanya

 

Ikhlas Menjadi Syarat Diterimanya

Ikhlas Menjadi Syarat Diterimanya

Jawab :

 

Ikhlas merupakan syarat menerima amalan ibadah hanya kepada Allah SWT. Ikhlas adalah gerak batin atau hati, dan amal adalah raganya.

Pembahasan detail soal tentang  keikhlasan menjadi syarat diterimanya

Keikhlasan adalah salah satu cara seseorang berperilaku ketika melakukan sesuatu yang tidak diharapkan balasannya. Seseorang yang melakukan sesuatu dengan tulus tidak pernah mengharapkan pujian atau imbalan dari orang lain. Seseorang yang melakukan sesuatu dengan ikhlas hanya mengharapkan ridha dari Allah.

Kita harus ikhlas saat menghadapi sesuatu, karena jika kita ikhlas maka kita akan terhindar dari stress, membuat diri kita lebih kuat menghadapinya, dan mendekatkan kita kepada Tuhan.

Akibatnya jika kita tidak ikhlas maka kita tidak mendapat pahala, tetapi ibadah atau amal yang kita lakukan sia-sia dan tidak berkah.

Ketulusan merupakan karakter yang terpuji, karakter yang terpuji akan memberikan pengaruh positif asalkan dilakukan dengan benar.

Seseorang yang melakukan sesuatu yang tidak jujur ​​akan menciptakan kondisi bagi munculnya riya dalam diri orang tersebut.

3 Contoh perilaku ikhlas:

  1. Ketika seseorang terkena bencana, kami membantu mereka tanpa menunjukkan bantuan kami kepada publik dan tanpa mengharapkan imbalan apa pun.
  2. Membantu orang tua membersihkan rumah tanpa syarat itu seperti meminta uang jajan tambahan.
  3. Ketika ada masjid yang membutuhkan uang, kami siap membantu masjid dengan mengeluarkan uang kami tanpa meminta imbalan apapun.

Adapun Dalil Al-quran yang menerangkan tentang Ikhlas ialah :  

Surat An-Nisa ayat 36 :

وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا وَبِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْجَارِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْجَارِ ٱلْجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلْجَنۢبِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ

Arti: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,

Surat Az-Zumar ayat 2 :

اِنَّاۤ اَنۡزَلۡنَاۤ اِلَيۡكَ الۡكِتٰبَ بِالۡحَقِّ فَاعۡبُدِ اللّٰهَ مُخۡلِصًا لَّهُ الدِّيۡنَ

Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab (Al-Qur\an) kepadamu (Muhammad) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya.

Detail jawaban

Kelas : 7

Mata pelajaran : Agama Islam

Kategori :  Perilaku terpuji

 

 

Inilah Pembahasan yang sudah kami rangkum oleh Tim Katalistiwa.id dari berbagai sumber belajar. Semoga pembahasan ini bermanfaat, jangan lupa jika mempunyai jawaban lain kalian bisa menghubungi admin. Terimakasih