Selamat datang di Katalistiwa, blog untuk berdiskusi seputar pembahasan soal pelajaran dari Perguruan Tinggi, SLTA, SMP dan SD. Kali ini Katalistiwa akan membahas sebuah Soal yang banyak ditanyakan di Ujian Sekolah, Pertanyaannya adalah : Serat Wulangreh Iku Anggitane
Serat Wulangreh adalah karya sastra terkenal dari R.M. Subadya atau dikenal juga sebagai Sri Susuhunan Pakubuwana IV, yang menjadi raja Surakarta pada masa 1788 hingga 1820.
Arti kata anggitane sendiri adalah “gubahan” atau “karangan,” yang bermakna bahwa karya ini merupakan hasil kreativitas dan pemikiran sang pengarang.
Di dalam sastra Jawa, serat ini menempati tempat khusus dan dihormati.
Pembahasan detail tentang Serat Wulangreh
Serat Wulangreh yaitu karya sastra berbahasa Jawa yang ditulis oleh R.M Subadya yang bergelar Sri Susuhunan Pakubuwana IV. Pakubuwana IV merupakan Raja Surakarta yang menjadi raja dari tahun 1788 hingga 1820. Sert Wulangreh bergenre macapat yang di dalamnya terdapat 6 ajaran luhur.
Secara keseluruhan, Serat Wulangreh memiliki 13 pupuh atau tembang yang terdiri dari:
- Dhandhanggula, 8 pada
- Kinanthi, 16 pada
- Gambuh, 17 pada
- Pangkur, 17 pada
- Maskumambang, 34 pada
- Megatruh, 17 pada
- Durma, 12 pada
- Wirangrong, 27 pada
- Pocung, 23 pada
- Mijil, 26 pada
- Asmaradana, 28 pada
- Sinom, 33 pada
- Girisa, 25 pada
Melalui pupuh-pupuh ini, pembaca diajak untuk memahami nilai-nilai kehidupan yang luhur dan bijaksana. Serat Wulangreh kaanggit dening Pakubuwana IV sebagai pedoman perilaku dan kebijaksanaan hidup bagi masyarakat pada masanya.
Detail Soal
Kelas: –
Mapel: Bahasa Jawa
Bab: Serat Wulangreh
Demikianlah pembahasan mengenai Serat Wulangreh Iku Anggitane Sapa, yang sudah kami rangkum dari berbagai referensi. Semoga informasi ini bermanfaat untuk memperluas pemahaman mengenai Serat Wulangreh kuwe anggitane.
Jika ada informasi tambahan atau pendapat berbeda, jangan ragu untuk menghubungi tim Katalistiwa. Terima kasih telah berkunjung, dan sampai jumpa di pembahasan berikutnya!